Tikus yang selama ini bisa menjadi musuh bebuyutan petani ternyata bisa diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk kompos cair. Bangkai tikus diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk kompos cair sejak tahun 2005 oleh petani di kecamatan Cempa kabupaten pinrang, Sulawesi Selatan. Menurut Anas salah satu petani di daerah tersebut tikus yang menjadi musuh para petani diolah menjadi pupuk kompos cair. Sebetulnya iapun tak sengaja membuat penemuan yang menghasilkan pupuk tersebut. Ia sebelumnya membuang bangkai-bangkai tikus ke area persawahannya dan ternyata tanpa didudah bangkai tersebut membuat tanah sawahnya menjadi subur. Akhirnya sejak saat itu ia mencari cara agar bangkai tikus bisa diolah menjadi pupuk. Ia menggunakan drum sebagai wadah untuk menampung bangkai tikus dan dilakukan proses fermentasi selama tiga bulan untuk memisahkan tulang dan daging serta bau bangkai. Ngerinya lagi air sari dari daging yang membusuk ini disaring dan dijadikan pupuk kompos cair untuk disiram ke sawah. Namun sejak April 20122, Anas berhasil memperluas penemuannya dan ia mengganti wadah fermentasi dan pengolahan bangkai dengan bak dan diberi kran pembuangan di bagian bawah bak. Keunggulan sistem bak ini, bau bangkai berhasil diredam dan air sarinya bisa lebih mudah diambil melalui kran. Ternyata pupuk kompos cair ini terdiri dari dua jenis yaitu kelas satu air sari bangkai tidak dicampur air sehingga membuat tanah lebih subur sedangkan jenis yang kedua dicampur air. Untuk komposisi produksi, 100 ekor tikus menghasilkan 10 liter pupuk kompos cair jenis kelas satu. Penemuan pupuk dari bangkai tikus ini menguntungkan anas dan kelompok taninya karena mereka bisa berhemat penggunaan pupuk urea. Tetapi yang jadi pertanyaan apakah pupuk kompos cair dari bangkai tikus tidak membahayakan kesehatan? Sources = Pupuk Kompos
Related Articles -
Pupuk, Kompos,
|