Komunikan - Maraknya pemerkosaan di angkot membuat saya miris, karena betapa nggak amannya ternyata angkutan kota di jakarta. Katanya disuruh naik angkutan umum karena terlalu banyaknya mobil pribadi, tapi gimana mau naik angkot kalau keamanannya kayak gini. Sebetulnya bukan di Jakarta aja dimana angka pemerkosaan cukup tinggi, kota besar lainnya di luar negeri termasuk Washington DC juga menyimpan banyak cerita. Kunjungan saya ke Washington DC sepuluh tahun silam membuat saya teringat bahwa kasus pemerkosaan bisa menimpa siapa saja dan dimana saja. ![Pemerkosaan Maraknya pemerkosaan di angkot membuat saya miris, karena betapa nggak amannya ternyata angkutan kota di jakarta.](http://komunikan.com/wp-content/uploads/2011/09/rape-300x145.png) Saat itu saya terpaksa harus makan malam di hotel sendirian karena kondisi badan yang drop akibat jetlag sementara rekan saya lainnya menghadiri acara jamuan makan malam di kedubes RI washington. Saat saya tengah menikmati makan malam di hotel sendirian, saat itu sesosok pria bule ganteng menghampiri saya. Dengan pembawaan yang ramah dan sikap cool kamipun berkenalan dan asyik ngobrol. Dengan gaya bak gentleman, ia juga mengantarkan saya ke kamar hotel dan saya bersiap untuk tidur. Saat itulah teror dimulai, selepas perkenalan kita yang singkat, pria bule ini mulai melancarkan aksi teror by phonenya ke saya. Dari mulai pembicaraan serius sampai ringan pun dilakoni. Dari cara bicara dan pembicaraannya yang selalu menjurus, Saya sudah mulai curiga dan merasa ada yang nggak beres sampai akhirnya saya ia mengajak saya untuk “having sex”. OMG! Keringat dingin langsung membanjiri tubuh saya, bahkan si pria nekad ini menggedor-gedor pintu kamar hotel saya ketika saya menolaknya. Karena malu, Saya nggak berani menceritakannya ke siapapun termasuk rekan sejawat, bahkan saya juga nggak berani melaporkannya ke pihak keamanan hotel. Keesokan harinya setelah teror mereda dan saya mulai bisa berpikir jernih barulah saya menceritakannya ke salah satu escort. Ternyata stalker atau yang namanya penguntit itu biasa di Amerika serikat dan bisa berujung pada pemerkosaan atau pelecehan seksual. Untungnya kejadian buruk itu nggak sampai menimpa saya walaupun ia juga telah melecehkan saya secara verbal. Agaknya kalimat” dont talk to stranger” terutama untuk para wanita memang harus dipatuhi otherwise bisa jadi kejadian buruk akan menimpa. Begitupula dengan kasus pemerkosaan di angkot, dalam hal ini salah jika yang disalahkan adalah pihak korban atau si wanitanya. Mana ada sih wanita yang mau diperkosa. Memproteksi diri sendiri termasuk dengan membawa spray untuk menyemprot mata memang menjadi salah satu faktor krusial ketika sekitar kita tak lagi aman. Sumber : Komunikan
Related Articles -
Pemerkosaan,
|